Selasa, 24 September 2013

Tak Terduga

  Cinta pertama memang sangat indah bagi setiap orang yang merasakan. Inilah yang aku rasakan saat aku mengalami cinta pertama. Saat itu aku masih duduk di kelas 3 smp. Aku belum tau apa itu yang namanya pacaran. Tapi saat aku mengenal dia, aku mulai merasakan yang namanya jatuh cinta. Sebut saja namanya Dika. Aku mengenal Dika saat aku masih duduk di kelas 3 SMP. Saat itu Dika duduk di kelas 2 SMA. Dika sangat baik sama aku, dia sangat perhatian. Kami sering jalan bareng dan saling berbagi cerita.

Hari demi hari berlalu, gak ada angin gak ada hujan Dika bilang suka sama aku. Aku kaget saat dia bilang suka sama aku. Aku bingung mau bilang apa. Sebenarnya aku juga tidak bisa membohongi perasaan aku sama Dika, kalau aku juga sebenarnya suka sama dia. Aku pun nerima dia menjadi pacar aku. Waktu,hari,bulan,dan tahun pun terlewati bersamanya. Tiga tahun aku pacaran sama Dika. Tapi kenyataanya kami tidak bisa bersama. Kita putus di tengah jalan. Karena ibunya dika tidak setuju kita pacaran. Ibunya tidak setuju karena kita beda kasta. Aku gak tau salah aku apa, sampai segitunya ibunya dia tidak suka kami pacaran.

Di bawah bulan purnama, angin yang dingin,dan suara ombak yang gemuruh. Dika mutusin aku. Hati aku sakit sekali saat aku mendengar kata-kata itu, aku gak tau harus berbuat apa. Yang aku bisa lakukan saat itu hanyalah menangis. Tiga tahun kita pacaran, dia tega  mutusin aku cuma gara-gara kita beda kasta. Aku tau dari hatinya Dika paling dalam sebenarnya dia tidak mau putus. Tetapi karena ibunya yang menyuruh dia tidak bisa berbuat apa-apa. Saat aku putus sama dia hari-hariku menjadi suram. Aku gak tahu harus berbuat apa tanpa dia. Karena dulu hari-hariku selalu bersamanya. Tiga tahun bukan waktu yang singkat, tidak gampang pula melupakan kenangan yang menyayat. Setelah aku menyedari kenapa aku seperti ini, kenapa aku harus terpuruk hanya karena kehilangan Dika?

Waktu dan hari-hariku pun terlewati tanpa Dika. Teman dan sahabatku yang selalu memberi aku semangat untuk menjalani hari-hariku lagi. Setiap hari aku berdoa kepada Tuhan agar aku diberi jodoh yang baik,perhatian,dan sayang sama aku. Aku gak mau kejadian yang dulu terulang lagi. Aku gak tau ini mungkin bisa dibilang aneh tapi nyata. Tapi inilah yang aku rasakan saat aku melihat dia. Sebut saja namanya Budi.  Saat itu aku berangkat ke sekolah bersama teman aku. Kita beda sekolah,tetapi sekolah kita berdekatan. Setiap aku berangkat ke sekolah bersama teman aku, aku sering sekali melihat Budi di jalan.

Aku berangkat sekolah dia juga berangkat sekolah. Hampir setiap hari aku melihat dia berangkat sekolah berpapasan denganku. Sampai aku pernah memikirkan seperti ini “Kenapa ya,  cowok itu sering sekali aku lihat, apa kalau dia bangun pagi juga mesti sewaktu denganku?  Sampai-sampai kita berangkat ke sekolah barengan”. Karena hampir setiap hari aku melihat Budi, aku jadi penasaran sama dia. Aku ingin tahu banyak tentang dia. Kebetulan juga  aku punya temen yang satu sekolah dengan Budi. Aku jadi tau tentang Budi. Aku mau mangenal dia lebih dekat lagi. Temanku memberikan nomor HP Budi padaku. Tapi aku malu SMS atau menelpon dia duluan. Yas udah aku gak tau harus berbuat apa.

Hari-hari pun berlalu. Siapa yang menduga ternyata Budi SMS dan menelponku. Perasaanku saat itu seneng sekali. Aku gak pernah menduga orang yang pengen aku SMS ternyata dia SMS aku tanpa diduga. Setelah aku mengenal dia lebih deket lagi ternyata kasta kita sama. Aku gak tau apa maksud dari semua ini. Kebetulan sekali orang yang sekarang dekat sama aku ternyata kastanya sama seperti aku. Hari-hari berlalu kita pun semakin dekat. Malam itu budi mengajak aku keluar, dia mengajak aku ke pantai. Aku kaget saat dia mengatakan bahwa ingin menyampaikan sesuatu kepadaku.Ternyata dia bilang suka sama aku. Aku sangat terkejut sekali saat dia bilang suka padaku. Tapi di dalam hati aku seneng. Aku menerima dia menjadi pacar ku, karena aku juga sayang padanya. Aku tidak pernah menduga kalau Budi sekarang menjadi milikku. Karena dulunya aku hanya bisa melihat Budi dari kejauhan, ternyata dia sekarang sudah menemani hari-hariku.

Setiap hari aku berdoa kepada Tuhan, ternyata Tuhan mendengar doa- doaku. Sempat aku berpikir seperti ini, ”Dulu ketika aku menjalin hubungan dengan Dika selama tiga tahun, lalu putus dan tak terjalin lagi ikata itu hanya karena kasta. Tapi sekarang aku menjalin hubungan hati dengan seseorang yang berkasta sama denganku”. Aku percaya Tuhan tidak pernah tidur, Tuhan selalu mendengar doa-doaku. Aku tidak pernah menduga ternyata sekarang dia menjadi milikku. Saat Budi sudah menjadi milikku, aku hanya bisa berucap terima kasih kepada Tuhan. Karena Tuhan mengirimkan Budi untukku. Karena dia, sakit yang berkecamuk didadaku perlahan menghilang. Sekarang dia menemani hari-hariku. Walaupun Budi bukan cinta pertama aku, tapi aku berharap dia menjadi cinta terakhirku. Semoga dia menjadi jodohku untuk selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar